COFFEE SHOP SEBAGAI PILIHAN WIRAUSAHA



BAB I
Coffee Shop sekarang sudah menjadi tujuan utama seseorang untuk bertemu dan mengobrol dengan teman – temanya, atau hanya ingin menghabiskan waktu sendiri dengan minum secangkir kopi. Saat ini kita dapat dengan mudah menemukan Coffee Shop disekitar kita. Data statistic dari International Coffee Organization menunjukan bahwa sebesar 4,2% tinggat konsumsi kopi di Benua Asia yang dimana Benua Asia menjadi peringkat pertama dan yang paling tinggi mengkonsumsi kopi. Indonesia sebagai Negara ke-dua yang paling banyak mengeksport kopi dimana data yang dikeluarkan oleh International Coffee Organization pada tahun 2017 indonesia telah mengeksport 4.600/60kg bags. Dari data statistic tersebut dapat diasumsikan bahwa kopi di Indonesia merupakan salah satu kopi yang diminati oleh Dunia.
Tidak diragukan lagi rasa yang diciptakan oleh kopi – kopi produk Indonesia. Dengan Indonesia menjadi Negara ke-dua yang paling banyak mengeksport kopi sudah menunjukan bahwa kopi Indonesia diminati oleh penikmat kopi di seluruh dunia. Namun apakah dengan rasa yang enak saja dapat mempertahankan daya jual kopi di Indonesia sendiri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh ….. yang dimana ia ingin melihat apakah kualitas produk dan harga dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk membeli produk tersebut menunjukan bahwa sebesar 33,4% keputusan seseorang untuk membeli produk dipengaruhi oleh kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga, sedangkan 66,6% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak dijadikan penelitian oleh peneliti.
Oleh karena itu dari hasil penelitian diatas dapat dilahat bahwa kualitas produk dan kualitas pelayanan penting dan harus dijadikan perhatian bagi pengusaha – pengusaha yang mendirikan Coffe Shop. Dalama menciptakan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang baik harus dibangun dan dirancang dengan baik. Dalam kualitas pelayanan owner harus menseleksi setiap pegawainya dan memastikan setiap pegawai mengikuti SOP yang telah ditetapkan.



BAB II
     Keputusan pembelian menurut Kotler (2009) adalah sebuah proses pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari pengenalan masalah, mencari informasi, beberapa penilaian alternative, membuat keputusan membeli, dan perilaku setelah membeli yang dilalui konsumen.
1.      Pengenalan Kebutuhan.
Pada tahap ini konsumen mulai merasakan kebutuhan terhadap suatu barang. Karena mulai merasakan dan memahami apa yang mereka butuhkan maka mereka akan mulai mencari solusi atas masalah yang dirasakannya.
2.      Mencari Informasi
Setelah memahami masalahnya dan mulai mencari solusi konsumen akan mulai mencari informasi sebanyak – banyaknya terkait masalah yang dihadapi. informasi bisa didapat dari lingkungan social, keluarga, media cetak, atau media online.
3.      Penilaian Alternative.
setelah konsumen mendapat cukup informasi terkait masalah yang dihadapi, maka konsumen akan mulai menilai setiap alternative yang ada pada suatu produk atau jasa.
4.      Outcomes
Setelah melalui ketiga tahap sebelumnya, masuk kepada tahap pembelian dimana pada tahap ini konsumen sudah menetapkan barang atau jasa yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

Kualitas produk menurut Kotler (2009) menyatakan bahwa pencapaian kualitas yang baik bagi suatu perusahaan dibutuhkan beberapa ukuran untuk merumuskan kebijakan mengenai kualitas produk yaitu fungsi dari barang tersebut, wujud luar seperti warna dan bentuk produk tersebut, dan biaya barang.
Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan pelanggan (Tjiptono, 2007). Untuk itu perlu dipehatiakn dari segi fisik, keandalannya sebagai pemberi jasa, daya tanggap dan kepekaannya kepada pelanggan, jaminan seperti pengetahuan, kemampuan, sopan santun, dan pembentukan saling percaya antara pelayan dan pelanggan, dan empati.

BAB III
Narasumber yang berinisial BA dirahasiakan namanya . Memiliki usaha coffee shop di Bogor. Awal mula terbentuknya coffee shop tersebut karena narasumber merasa pasar pengkonsumsi kopi di Bofor sangat bagus dan menjajikan. Namun karena keterbatasan modal yang dimiliki untuk membuat kedai kopi atau coffee shop BA mulai melihat peluang dari kepemilikan alat – alat untuk membuat kopi. BA memiliki alat yang cukup lengkap untuk membuat kopi kemudia ia melihat peluang yang bagus dari hal tersebut. Kemudian mulailah BA menawarkan idenya tersebut kepada temannya yang memiliki kedai tapi belum memiliki coffee maker. Sehingga terciptalah kedai kopi tersebut. Dalam pengrekrutan pegawai mereka memilih untuk mengambil dari teman – teman mereka yang memiliki keinginan yang sungguh – sungguh untuk belajar menyeduh kopi untuk meminimalisirkan biaya untuk membayar pegawai karena modal yang mereka miliki belum cukup untuk membayar professional. Omset bersih yang BA dapatkan dari menjual kopi dibulan pertama sebesar Rp 300.000,00 yang dimana diterus menaik setiap bulannya. Untuk alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu:
1.      Rokpresso
2.      Grinder
3.      v60
4.      Frenchpress
5.      Scale
6.      Thermometer
7.      Milk jug
8.      Mokapot
9.      Milk frothier
10.  Biji Kopi
11.  Fresh Milk
Ketika ditanya mengenai apakah narasumber memikirkan impact dari menjual kopi ia dengan semangat menjawab bahwa ia memikirkan impact terhadap pembeli, penjual, dan petani kopi. BA menyatakan bahwa ia ingin ikut berpartisipasi membudayakan meminum kopi yang 100% dari kopi sehingga masyarakat Indonesia dapat benar – benar merasakan manfaat sesungguhnya dari mengkonsumsi kopi. Bukan dengan mengkonsumsi kopi kemasan yang manfaat dari kopinya tidak semaksimal dari biji kopi yang dijual pada coffee shop. BA juga menyatakan bahwa selain hal diatas ia juga ingin mengenalkan kopi – kopi Indonesia dan dengan begitu BA berharap masyarakat Indonesia dapat membantu dan mengapresiasi petani – petani kopi di Indonesia dengan memberikan nilai atau harga yang layak dalam pembelian biji kopi di Indonesia.
BA menyatakan bahwa terdapat masalah dalam management keuangan yang terjadi dimana karena ia sudah sangat percaya dengan temanya sehingga ia tidak mengkontrol dengan baik, banyak miss dalam keuangan dimana uang kopi digunakan untuk membeli kebutuhan pokok kedai yang seharusnya itu terpisah. Perencanaan yang masih kasar sehingga peputaran uang tidak lancar. karena owner sama – sama tidak memperhatikan betul – betul dalam perencanaan keuangan


BAB IV
HASIL
Pada Kedai Kopi X yang terletak didaerah Bogor tersebut bahwa tidak ada masalah dalam kualitas pelayanan dan kualitas produk terlihat dalam terus naiknya omset dan pelanggan yang datang dan mengkonsumsi kopi pada kedai kopi x. Namun ternyata selain itu ada hal yang perlu diperhatikan selain keputusan seseorang untuk membeli produk tersebut yaitu management yang ada didalam perusahaan itu sendiri. Hal tersebut sangat penting diperhatikan karena keuangan adalah hal yang sangat berpengaruh dalam kelangsungan perusahaan tersebut.

























Refrensi
Luthfia W. E. (2012). Analisis pengaruh kualitas produk, kualitas layanan, dan harga
terhadap keputusan pembelian pada coffee shop kofisyop tembalang. Semarang.

Komentar

Postingan Populer