The Impact of Psychological Capital on Job Burnout of Chinese Nurses : The Mediator Role of Organization Commitment
Jiaxi Peng, Xihua Jiang, Jiaxi Zhang, Runxuan Xiao, Yunyun Song, Xi Feng, Yan Zhang, Danmin Miao

Perawat memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami job burnout, namun hanya sedikit penelitian yang meneliti faktor pengaruh dari perspektif organisasi. Penelitian ini meneliti dampak psychological capital pada job burnout dengan menyelidiki the mediating effect of organization commitment pada hubungannya. Partisipan yang digunakan adalah 473 wanita yang bekerja sebagai perawat dari empat rumah sakit umum besar di Xi’an, China. Kalasifikasi umur sekitar 20 – 39 tahun. Dan harus sudah bekerja sebagai perawat sekitar 6 sampai 220 bulan. Pengambilan data menggunakan psychological capital questionnaire, the Maslach burnout inventory general survey, and the Organizational Commitment scale. Pada jurnal ini menyatakan hasil bahwa Psychological Capital dan organizational Commitment memiliki hubungan yang signifikan terhadap job burntout.


    Job Burnout adalah keadaan mental dan kelelahan fisik yang terjadi karena beban kerja dan stress yang berkepanjangan. Sedangkan menurut psikiater Freudenberger konsep dari job burnout di jelaskan sebagai keadaan tidak sehat pada fisik, psikologi, dan keadaan emosional, seperti kelelahan, descreased work angagement, reduce sense of accompolishment, yang dialami oleh orang – orang yang bekerja dengan profesi pelayanan masyarakat dengan jam kerja yang panjang. Dari penjelan diatas dapat dilihat bahwa job burnout merupakan keadaan tidak sehatnya fisik dan psikologis dikarenakan jam kerja yang panjang yang menimbulkan stress berkepanjangan dan kelelahan.

    Psychological Capital menurutu Luthans(2004) adalah sebuah keadaan pikiran positif yang ditunjukan selama pertumbuhan dan perkembangan individu, yang didalamnya mencakup empat komponen yaitu self efficacy, optimism, resiliency, dan hope. self efficacy disini mengacu kepada kepercayaan diri individu untuk menjalankan sebuah tugas, kemampuan untuk menghadapi tantangan, dan percaya bahwa dia akan sukses. Optimism mencakup kepada pemeliharaan sikap atau perilaku positif terhadap sesuatu pada masa kini dan masa depan. Resiliency mencakup kepada bagaimana individu dapat tetap kembali pulih dalam kondisi sesulit apapun. Hope merupakan motivasi untuk membantu individu mencapai tujuan yang diinginkan. Pada beberapa penelitian menegement menunjukan bahwa psychological capital dan berbagai dimensinya dapat memperoleh efek positive kepada performa kerja dan sikap yang baik pada pemimpin maupun pada karyawan.

    Pada penelitian sebelumnya yang mengenai influence of psychologicalcapital on work performance and organization commitment di China hanya tiga komponen yang memiliki pengaruh positif kepada kinerja karyawan yaitu hope, optimism, resiliency. Selain itu ketiga kompenen tersebut juga berpengaruh positif pada organizational commitment, dan organizational citizenship. Psychological capital dilihat sebagai sumber daya manusia yang penting dan memiliki efek yang signifikan terhadap organization commitment dan job burnout. Organizatonal commitment dapat mempengaruhi komitment kerja karena dengan karyawan memiliki rasa komitment terhadap organisasi kemungkinanya kecil untuk dia merasa lelah pada pekerjaanya

    Dari hasil pengukuran statistic pada jurnal ini menunjukan bahwa semua variable yaitu psychological capital, organizational commitment, dan job burnout saling berhubungan secara signifikan. Maka dari itu psychological capital memiliki hubungan yang signifikan terhadap job burnout pada perawat di China. Maka dari itu pada hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa dengan meningkatka psychological capital merupakan strategi efektif untuk meningkatkan organizational identity dan mengurangi job burnout.




Rujukan 
http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0084193 


Komentar

Postingan Populer